Anda Sedang Membaca

0

Bukan Hanya Mahkota Terakhir !!

Rick Wednesday, October 27, 2010 ,
Bookmark and Share

Suatu ketika kami ditugaskan untuk membawakan materi di sebuah radio dengan judul “Hukum Menikah dengan non muslim dan Wanita hamil”. Seusai menjelaskan panjang lebar, kamipun membuka sesi pertanyaan bagi para pendengar. Alhamdulillah antusias pendengar positif. Banyak pertanyaan yang masuk. Deringan hp kami tak berhenti berbunyi, tentu hati kami-pun senang. Diantara pertanyaan itu ada sebuah pertanyaan yang membuat hati kami terharu, berikut bunyi pertanyaan yang dikirim dalam bentuk sms itu..

“ada seorang wanita yang menjadi korban pemerkosaan, apakah dengan begini wanita tersebut termasuk wanita pezina? apakah dia berdosa? Sekarang dia sudah menjadi pemurung, apa yang harus saya lakukan untuk membantunya, karena saya kasihan melihatnya seperti itu? By Wawan

Sms tersebut tak hanya berhenti sampai disitu, sambungan pertanyaannya kembali masuk..

“ Apakah boleh seorang lelaki yang bukan pezina menikahi wanita yang menjadi korban pemerkosaan yang kini sementara hamil? By Wawan

Seusai pertanyaan itu dibacakan oleh teman saya, mulut kami langsung mengucap subhanaullah berulang kali sambil tersenyum gembira. Bukan…bukan… berarti kami tidak sedih mendengar cobaan yang diterima wanita tersebut namun kami merasa takjub, di dunia ini masih ada saja lelaki seperti itu.

Kami bisa membayangkan bagaimana kalau kami berada di posisi wanita tersebut yang telah kehilangan mahkota terakhir dengan cara diperkosa. Belum hilang rasa trauma dalam dirinya, ia harus menerima kenyataan pahit kalau dirinya kini telah hamil. Rasanya Genap sudah penderitaan yang dialaminya. Disaat seperti itu dia sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang tercintanya. Alhamduillah. Masih ada seorang lelaki baik hati yang dengan ikhlas ingin menolong wanita tersebut dengan menikahinya. Sayapun mengatakan padanya…tunggulah sampai wanita itu melahirkan.

Mirip cerita di sinetron yah? Tapi yang jelas ini bukan kisah sinetron, ini balada kehidupan seorang hamba.

Namun, kebahagiaan kami sirna seketika, ibarat awan biru yang cerah diusir oleh awan hitam pekat menggumpal, hanya dengan sebuah pertanyaan yang tiba-tiba mengusik naluri baqa kami. Membuat harga diri kami sebagai wanita menjadi sangat tersinggung.


“assalam. mau nanya, bisa tidak seorang laki-laki yang tidak perjaka dimana setiap malamnya keluar masuk tempat hiburan malam (pelacuran) bisa menikah dengan wanita yang masih perawan atau dengan wanita muslim? By. Hamba Allah

Setelah teman saya membaca pertanyaan tersebut, refleks, tanpa sadar ia berujar : “ii…dasar…laki-laki ….gak lihat dirinya…enak aja...sudah tidak perjaka...ambil perawan anaknya orang…mau nikah lagi sama yang masih perawan……eh masih mau juga menikah dengan wanita baik-baik..enak banget perasaannya….enakan di dia…rugi di *kami ....( *maksudnya kaum hawa). Ucapnya dengan mata melotot kepada saya.


Saat itu-pun saya sama reflexnya dengan teman saya. “iya benar, gak lihat dirinya…enak banget perasaannya…sudah tidak perjaka…mau nikah sama yang masih perawan….suka ke tempat pelacuran, tapi mau cari istri yang sholeh.. enak aja..”. Rasanya kami menghabiskan waktu sekitar tiga menit hanya untuk mengulang-ngulang kalimat yang sama, sambil saling memandang dengan wajah yang mencemoh si pengirim sms tersebut.

Kami-pun lupa saat itu kami sedang live, alias siaran langsung, sehingga tentu saja hujatan kami yang buruk itu ikut tersiar pula tanpa sensor.

Seorang teman segera memberi kode isyarat pada kami, menyadarkan kami yang terlena oleh naluri baqa. Astagfirullahhaladzim….astagfirullahhaladzim….aduh…kok kita yang marah sih” kami berdua terdiam. Segera, sebuah lagu nasyid kami perdengarkan sejenak untuk mencairkan suasana. Usai jeda itu, saya kemudian menjawab sms pertanyaan dari hamba Allah tersebut . “afwan atas yang tadi.. boleh…anda boleh menikah dengan wanita muslim tapi dengan syarat anda harus bertaubat terlebih dahulu dengan aktiftas zina anda, karena dalam islam, haram bagi lelaki pezina menikah dengan wanita muslim sebelum laki-laki itu bertaubat”. Walaupun jawaban itu dengan berat hati saya katakan…toh kebenaran itu tetap saya sampaikan juga. Karena saya berpikir mungkin saat itu ia sedang khilaf-khilafnya, dan sekarang ..siapa tau dia mau insaf. Semoga Allah memberikan hidayah kepadanya. ^_^

Saya-pun pernah mendapat telepon dari seorang siswa SMU yang mengaku sudah tidak sanggup lagi untuk hidup. Alasannya …dia sudah tidak perawan lagi. Mahkota terakhirnya telah diserahkan kepada pacarnya …setelah itu sang pacar pun pergi (baca: raib) di propinsi seberang meninggalkannya begitu saja tanpa pamit dan tanpa rasa bersalah. Ia ibaratnya seperti kata pepatah “Habis manis, sepah dibuang”. “Masa depanku sudah hancur kak, bagaimana nanti kalau ayah dan ibuku tau..bagaimana saya menikah nanti…saya tidak tau harus bagaimana kak? Ucapnya dengan tangisan penyesalannya.


Yah Cerita tadi hanya sekedar intermezzo…hanya ingin memberi gambaran bahwa keperawanan bagi seorang wanita adalah mahkota terakhir yang sangat berharga melebihi sesuatu apapun di dunia ini. Mahkota yang tak bisa ditawar dengan uang, dengan berlian, dengan rumah tapi disucikan dengan ijab kabul.


Tapi tahukah kita bahwa sebenarnya, keseluruhan dari diri seorang muslimah itu adalah mahkota? "Mahkota Kehormatan" yang juga hampir sama mulianya dengan "Mahkota Terakhir? Yang pula harus dijaga keperawanannya dan dijaga kesuciannya dari perbuatan-perbuatan yang haram?


Jujurlah, Terkadang kita menganggap remeh arti kesucian sehelai rambut, arti kesucian seonggah wajah, arti kesucian sebuah bibir, dan arti kesucian tubuh kita. Padahal sejatinya di dalam Islam, seluruh tubuh wanita dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah mahkota yang harus dijaga kesuciannya “Bukan Hanya Mahkota Terakhir”. Begitu sucinya sehingga Allah memerintahkan kepada wanita untuk menutupnya dengan hijab…dan meminta kita untuk menghindari aktifitas yang mendekati zina yang bisa menodai mahkota kehormatan kita.


Sayang….aktifitas pacaran yang kini sudah mendarah daging di tubuh remaja muslim menjadi alat untuk melegalkan proses pengambilan "mahkota kehormatan" tersebut. Coba lihat, Sekarang tak ada aktifitas pacaran yang tak lepas dari kiss and touch. Karena menurut mereka, aktifitas kiss dan touch masih dalam batas kewajaran, tanpa itu pacaran tak menyenangkan dan mengesankan. Ibarat beli sayur tapi lupa dikasih garam, hambar rasanya. Sekarang, wanita akan merasa bangga bila dapat memberikan “the first kiss-nya” pada sang pacar. Bahkan yang lebih parah lagi memberikan mahkota terakhirnya disaat perayaan valentine hanya untuk membuktikan kesetiaan cinta. Ah…betapa bodohnya wanita-wanita tersebut, tak ada sedikitpun akal dipakai..hanya mengandalkan perasaan yang sejatinya dikendalikan oleh hawa nafsu. Masih untung jika sang pacar mau bertanggungjahat, kalo tidak bagaimana?.

Pada akhirnya, Saat mahkota kehormatan sudah ternoda, saat mahkota terakhir telah hilang, masa depan-pun menjadi hancur berantakan, harga diri sudah tiada. Yang tertinggal hanyalah linangan air mata dan rasa penyesalan yang mendalam dengan garansi seumur hidup.

Saya kembali teringat sewaktu masa kuliah dulu, saat saya baru mengenal dunia kampus . suatu hari, teman saya menasehati saya dan dua orang teman saya dengan bijak. “kalian jangan cepat percaya dengan laki-laki, laki-laki itu suka menggombal. Nanti, kalau kalian diminta untuk dijadikan pacar, kalian jangan mau. Kalau dia serius, dia akan langsung menjadikanmu istri bukan pacar. “. “Maksudmu apa, kita nggak ngerti” saya menyela. Sebenarnya saya malas mendengarkan nasehat teman saya, karena saya sudah mengetahui sepak terjangnya sebagai laki-laki penjaja cinta. Sudah berapa anak gadis orang yang hancur karena perbuatannya. Tapi tak apalah, bukankah nasehat itu tidak dilihat dari orang yang memberikan nasehat? Tapi apa isi dari nasehat tersebut.

Dengan senyuman kemenangan dia menjawab. “ saya laki-laki, jadi saya tau bagaimana karakter seorang lelaki. Misalnya saya, untuk sekarang saya hanya membutuhkan pacar yang baik, pacar yang bisa diajak bersenang-senang, mau melayani apa yang saya minta. Tapi jika suatu saat nanti saya menikah..maka saya akan mencari wanita seperti itu! Dia menunjuk seorang wanita yang memakai kerudung dan baju gamis yang kebetulan lewat di depan kami. “saya ingin wanita yang menutup auratnya, yang sholeh, untuk jadi ibu bagi anak-anak saya.” Ucapnya. Saat itu saya seperti orang yang terbangun dari tidur, tersentak kaget. Otakku mulai berpikir…laki-laki seperti ini yang sudah banyak merusak anak gadis orang, tapi ketika menikah masih menginginkan wanita yang baik-baik. Dalam hati akupun berkata, "Ya Allah, aku tau Engkau Maha Adil”. Namun saya berterima kasih padanya karena telah memberikan peringatan kepada saya untuk berhati-hati menjaga diri dari laki-laki yang tidak beriman dan sebuah teguran untuk berubah menjadi wanita sholehah.

Dan sekarang, coba pertimbangkan dan renungkan wahai saudariku...

Betapa alangkah tidak adilnya dirimu… engkau mau begitu saja memberikan sesuatu yang orisinil dari mahkota kehormatan-mu kepada pacar-mu, laki-laki yang belum tentu berjodoh denganmu, yang belum tentu akan menjagamu seumur hidup…yang belum tentu mengorbankan dirnya untukmu. Sementara untuk suamimu, laki-laki yang sudah mengikat janji dihadapan Allah untuk menjagamu seumur hidupnya, menafkahimu dengan keringatnya, yang sudah jelas mengorbankan dirinya untukmu…kau hanya menyisakkan sesuatu yang “bekas pakai” dari mahkota kehormatanmu dan mahkota terakhirmu. Tidakkah engkau merasa kasihan kepada suamimu ? Tidakkah engkau merasa bersalah kepadanya? Tidakkah engkau merasa berdosa kepadanya? Jika kau tak sayang dengan kesucian dirimu..setidaknya jagalah kesucian dirimu untuk suamimu, laki-laki yang akan mempersuntingmu kelak.

Karena itu wahai muslimah, wanita yang ditadirkan dengan kemuliaan, Allah memerintahkanmu untuk menutup kesucian dirimu dengan kerudung dan jilbab untuk sebuah kesempurnanaan menjadi wanita muslimah. Dan, sesungguhnya bukan hanya mahkota terakhir yang harus engkau jaga. Tapi mahkota kehormatan dirimu harus engkau jaga pula. Jangan pernah memberikan semua itu secara gratis dan cuma-cuma, sebab kau akan rugi. Mintalah bayaran yang mulia dari itu dengan sebuah "mahar" untuk sebuah pernikahan.

Jikalau saat ini mahkota kehormatanmu dan mahkota terakhirmu terlanjur ternoda, jangan bersedih.

Walaupun nasi sudah menjadi bubur. Tapi toh bubur masih bisa dimakan, malah menjadi makanan sehat bagi orang yang sedang sakit . ^^

Sikapilah semua dengan kedewasaan dan jadikanlah ini sebagai teguran dan ujian Allah kepadamu, agar engkau kembali ke jalan yang diridhoi-Nya. Bermetamorfosis dari wanita jahiliah menjadi wanita muslimah untuk kelak disandingkan menjadi ratu dari para bidadari surga. Amin.

Diposkan oleh asiah muslimah
Bookmark and Share

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright 2010 Salleh Mohd Ali
Hakcipta terpelihara Rick dan SengalBOX